Rumah Nau, the most visited cafe by mahasiswa itenas.

Standard

Pagi-pagi beres kuliah rasanya ada yang kurang kalau tidak menenggak segelas kopi moka dan menghisap sebatang dua batang rokok bersama teman-teman. Di sekitaran itenas agak sedikit susah mencari tempat nongkrong yang cozy, dibandingkan dengan kampus-kampus lain, misalnya saja ITB. ITB punya tempat yang asik buat nongkrong, sebut saja angkringan itb yang berderet di sepanjang pinggiran Jalan Gelap Nyawang (belakang masjid salman). Atau sebut lagi Unpad. Tempat nongkrong asik banyak ‘menggelar tikar’ di sepanjang jalan Dipati Ukur, bahkan sampai jalan Imam Bonjol. Kalau di itenas?

Jangan salah, itenas juga punya tempat-tempat keramat bagi para mahasiswanya yang doyan ngerjain tugas atau bahkan hanya sekedar nongkrong sambil berdiskusi. Salah satunya yaitu Rumah Nau, tempat dimana saya sekarang sedang me’racik’ postingan ini ditemani oleh segelas ABC Mocca dan sebatang Dunhill Mild. Memang pagi ini saya tidak berniat makan disini, karena nanti jam 11 saya bakal mengikuti acara Launching Buku “Perjalanan Ke Atap Dunia” karya Mas Daniel Mahendra.

Sebenarnya menu makanan yang ada disini cukup sederhana, standart masakan yang suka dibuat mama dirumah. Seperti misalnya rolade, capcay, ayam goreng, tempe goreng. Tapi dengan menu yang disajikan prasmanan, dijejer diatas meja dan kita bisa mengambil seperlunya, membuat dompet kita tidak mudah terkuras habis. Selain harganya memang berkisar di seputaran zona aman keuangan mahasiswa, porsi yang bisa kita ambil bisa disesuaikan dengan tingkat kadar kekosongan perut kita.

Selain itu kita juga bisa memesan makanan yang fresh from the kitchen, seperti nasi goreng, mie goreng, pempek palembang, dan yang paling saya rekomendasikan, Brownilicious. Brownies lezat dengan topping ice cream vanilla diatasnya.

Layanan wi-fi yang disediakan oleh cafe prasmanan ini juga cukup membantu saya menghabiskan waktu (tentunya membantu saya dalam membuat postingan ini). Memang wi-fi disini tidak bisa diakses dengan mudah karena ada kode proteksinya. Passwordnya terkadang unik, ambil contoh saja password beberapa hari yang lalu kalau tidak salah “yangkemarin”. Saat orang yang baru pertama kali datang bertanya,

“Password Wi-fi nya apa ya mas??”

lalu pelayannya menjawab,

“Yang Kemarin”

otomatis sejenak pengunjung berpikir,

“Emang yang kemaren passwordnya apa ya? gue aja baru kesini sekarang.”

Yang jelas intinya, tempat ini sangat cocok buat kalian yang ingin mengisi perut dengan makanan yang low budget atau hanya sekedar ingin ngobrol dan nongkrong bareng teman-teman.

Silahkan dicoba~

Leave a comment